1. Tujuan penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan kedalam tiga jenis, meliputi:
a. Penelitian Eksploratif
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?). Pada penelitian ini seringkali menggunakan data-data kualitatif.
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)
c. Penelitian Eksplanatif
Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.
2. Kegunaan penelitian
Berdasarkan kegunaannya, penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, meliputi:
a. Penelitian dasar (basic research)
Suatu penelitian disebut sebagai penelitian dasar (penelitian akademik atau penelitian murni) jika penelitian tersebut berguna untuk me
mahami “fundamental nature” dari suatu fenomena social atau menyediakan dasar pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir pada berbagai wilayah kebijakan, masalah, atau wilayah kajian. Focus penelitian dasar adalah untuk menolak atau menerima teori-teori yang telah memberikan penjelasan mengapa (why) suatu fenomena social terjadi, apa (what) yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mengapa hubungan social mengikuti cara tertentu, dan mengapa masyarakat mengalami perubahan.
b. Penelitian terarapan (applied research)
Kegunaan penelitian terapan adalah pemanfaatan atau penerapan ilmu pengetahuan pada isu-isu praktis tertentu, seperti untuk menjawab persoalan kebijakan atau social problem solving. Pada penelitian terapan penggunaan teori kurang dipentingkan dibandingkan dengan pencarian solusi untuk masalah yang akan ditangani. Pada umumnya, penelitian terapan adalah jenis penelitian deskriptif.
Beberapa jenis penelitian terapan, antara lain: action research, social impact assesment, dan evaluation research.
1) Action Research
Adalah penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial. Banyak jenis dari penelitian tindakan, namun demikian ada beberapa karakteristik yang berlaku umum, meliputi: 1) mereka yang dipelajari berpartisipasi dalam proses penelitian; 2) penelitian berkaitan dengan pengetahuan yang umum atau sudah populer; 3) fokus penelitian adalah pada kekuatan (power) dengan tujuan penguatan (empowerment); 4) arah penelitian adalah untuk menumbuhkan kesadaran atau meningkatkan keperdulian; dan 5) penelitian terkait secara langsung dengan tindakan politik.
2) Social Impact Assessment
Merupakan bagian dari Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang seringkali diperlukan untuk menaksir dampak social yang akan timbul atau menganalisis dampak social yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu.
Wilayah yang dikaji, antara lain mencakup:
- Pelayanan masyarakat (mis. school enrolments, speed of policy responses)
- Kondisi sosial (mis. Rata-rata kejahatan)
- Dampak ekonomi (mis. business failure rate)
- Konsekuensi demografi (mis.pergerakan penduduk keluar atau masuk suatu wilayah).
- Lingkungan (mis., perubahan kualitas lingkungan kita)
- Hasil kesehatan (mis. Perubahan jenis penyakit)
- Efek terhadap psikologi (mis. Perubahan perilaku, stres)
3) Evaluation Research
penelitian jenis ini biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah kebijakan/program ini bekerja sebagaimana seharusnya?”. Smith and Glass (1987: 31) mendefinisikan penelitian evaluasi sebagai “the process of establishing value judgments based on evidence”.
Evaluation research mengukur efektivitas dari suatu kebijakan, program atau cara melakukan sesuatu. Penelitian ini dapat berbentuk deskriptif, eksploratif, maupun eksplanatif. Namun demikian, pada umumnya adalah deskriptif. Jenis penelitian ini meliputi formative dan summative. Formative evaluation dilaksanakan berbarengan dengan monitoring (built-in monitoring). Sedangkan Summative evaluation dilaksanakan setelah kegaitan selesai dan ditujukan untuk mengetahui hasil dari penerapan kebijakan tersebut.
3. Waktu dalam penelitian
a. Cross-Sectional
Penelitian jenis ini menggunakan pendekatan snapshot atau observasi dilakukan pada satu waktu tertentu.
b. Longitudinal research
Longitudinal research dilaksanakan dalam waktu yang relative lama atau observasi dilaksanakan lebih dari sekali. Penelitian ini meliputi time series research, panel study, dan Cohort analysis.
1) Time series research,
Dalam penelitian ini, tipe data dan informasi yang sama dikumpulkan dari kelompok orang atau unit dalam beberapa periode waktu.
2) Panel study,
Penelitian ini lebih susah dilaksanakan dari pada penelitian time series. Dalam panel study, peneliti benar-benar melakukan observasi terhadap orang, group, atau organisasi yang sama dalam beberapa periode waktu.
3) Cohort analysis.
Penelitian ini mirip dengan Panle study tetapi lebih menitikberatkan pada pengamatan terhadap katagori orang-orang yang berbagi pengalaman hidup yang sama dalam suatu peride waktu tertentu. Dengan demikian, focus cohort adalah katagori, bukan indifidual. Pada umumnya penggunaan cohort meliputi seluruh orang yang terlahir dalam tahun yang sama (disebut birth cohorts), seluruh orang yang pension dalam renatng waktu satu atau dua tahun, dan seluruh orang yang lulus pada tahun yang sama.
c. Case Study
Cross-Sectional dan Longitudinal research dilakukan pada penelitian kuantitatif. Sedangkan pada penelitian kualitatif, pada umumnya para peneliti menggunakan case study atau studi kasus.
Selain berbeda dengan Cross-Sectional dan Longitudinal research dalam jenis data yang dikumpulkan, case study mengutamakan kedalaman dari data penelitian tersebut sehingga seringkali memerlukan waktu yang realtif lama. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini selain mendalam, juga biasanya beragam dan sangat detil.
Case study ini pada dasarnya tidak identik dengan penelitian kualitatif. Namun demikian, hampir seluruh penelitian kualitatif berusaha mmebangun konstruk berdasarkan kedalaman dan detil pengetahuan dari kasus-kasus.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dapat dibedakan atas data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berujud kata-kata ataupun gambar-gambar. Data-data kuantitatif pada umumnya dikumpulkan melalui beberapa teknik berikut:
a. Experiment
Penelitian ini mengikuti prosedur dan kaidah sebagaimana penelitian dalam ilmu alam. Pada ilmu social, experiment dilaksanakan di laboratorium maupun di kehidupan nyata. Biasanya, penelitian ini hanya melibatkan sedikit orang yang diamati dan dikaji untuk menjawab pertanyaan yang terumuskan secara baik.
Dalam sebagian besar experiment, peneliti membagi orang-orang yang diteliti dalam dua kelompok atau lebih. Kemudian, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang sama, kecuali bahwa salah satu kelompok tersebut mendapatkan perlakuan khusus sebagai sesuatu yang akan diamati. Selanjutnya peneliti mengukur perubahan atau reaksi yang terjadi pada kedua kelompok tersebut. Dengan mengontrol lingkungan kedua kelompok dan perlakuan tertentu pada satu kelompok, peneliti dapat menyimpulkan hubungan antara perubahan perilaku dan perlakuan tersebut.
b. Surveys
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner atau melakukan wawancara dengan sejumlah sample penelitian. Data yang dikumpulkan, selanjutnya oleh peneliti diringkas dalam bentuk persentase, tabel atau grafik. Hasil survey, meskipun diperoleh dari sejumlah sample, namun demikian dapat digeneralisasikan untuk populasi penelitian. Survey ini biasanya dilakukan untuk penelitian deskriptif dan explanatory.
c. Content analysis
Adalah teknik untuk menjelaskan informasi, atau isi dalam materi yang tertulis ataupun berwujud symbol (gambar, film, lirik lagu). Dalam teknik ini, pertama kali, peneliti mengidentifikasi tubuh dari materi (body of material) untuk dianalisis (buku, majalah, film). Dan kemudian menciptakan system untuk merekam aspek-aspek khusus dari materi tersebut. Sistem dapat juga mencakup perhitungan berapa sering kata-kata tertentu disebutkan dalam material tersebut. Akhirnya, peneliti merekam apa yang sudah ditemukan dalam material. Peneliti sering kali mengukur informasi dalam teknik ini dalam bentuk bilangan dan menampilakanya dalam tabel atau grafik.
d. Existing statistic
Dalam teknik ini, peneliti pertama-tama memilih sumber-sumber data yang sudah terkumpul, dan seringkali dalam bentuk laporan pemerintah atau hasil-hasil penelitian. Peneliti kemudian mengorganisir kembali atau mengkombinasikan berbagai informasi dengan cara yang baru untuk mengarah kepada pertanyaan penelitian.
Pada data kualitatif:
a. Field research
Field research dimulai dengan perumusan gagasan atau topic yang dapat berubah. Selanjutnya peneliti memilih kelompok social atau lokasi untuk diteliti. Setelah peneliti mendapatkan akses terhadap kelompok atau lokasi tersebut segera ia mengadopsi setting peran sosail dan melakukan penelitian.peneliti melakukan observasi dan berinteraksi dalam lingkungan social tersebut dalam waktu yang dapat saja hanya beberapa bulan tetapi dapat juga dalam waktu yang cukup lama. Individu yang diwawncarai biasanya sudah dikenal betul oleh peneliti.
Data-data yang dicatat dalam penelitian ini sangat detil, karena informasi-informasi penting dicatat dari hari demi hari. Selama proses pengamatan ini, peneliti selalu mempertimbangkan apa yang sedang ia teliti dan selalu mempertajam signifikansi focus dari topic atau gagasan yang dibawa dalam penelitian. Tahap akhir dari penelitian ini adalah ketika peneliti telah meninggalkan lokasi penelitian, ia kemudian membaca ulang semua tulisan dan menyusun laporan.
Field research biasanya digunakan untuk penelitian eksploratif dan deskriptif, sangat jarang untuk penelitian eksplanatif.
b. Historical-comparative research
Penelitian ini menjelaskan aspek-aspek kehidupan di masa yang telah lalu atau melampaui berbagai budaya yang berbeda.
Berbagai sumber
Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan kedalam tiga jenis, meliputi:
a. Penelitian Eksploratif
Yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk menggali data dan informasi tentang topik atau isu-isu baru yang ditujukan untuk kepentingan pendalaman atau penelitian lanjutan. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih akurat yang akan dijawab dalam penelitian lanjutan atau penelitian kemudian. Peneliti biasanya menggunakan penelitian eksplorasi ini untuk mendapatkan pengetahuan yang cukup dalam penyusunan desain dan pelaksanaan kajian lanjutan yang lebih sistematis.
Penelitian eksploratory pada umumnya dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan ”Apa (what)” (Apa sesungguhnya fenomena sosial tersebut?). Pada penelitian ini seringkali menggunakan data-data kualitatif.
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas.
Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)” (Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?)
c. Penelitian Eksplanatif
Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”.
2. Kegunaan penelitian
Berdasarkan kegunaannya, penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, meliputi:
a. Penelitian dasar (basic research)
Suatu penelitian disebut sebagai penelitian dasar (penelitian akademik atau penelitian murni) jika penelitian tersebut berguna untuk me
mahami “fundamental nature” dari suatu fenomena social atau menyediakan dasar pengetahuan dan pemahaman yang dapat digeneralisir pada berbagai wilayah kebijakan, masalah, atau wilayah kajian. Focus penelitian dasar adalah untuk menolak atau menerima teori-teori yang telah memberikan penjelasan mengapa (why) suatu fenomena social terjadi, apa (what) yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mengapa hubungan social mengikuti cara tertentu, dan mengapa masyarakat mengalami perubahan.
b. Penelitian terarapan (applied research)
Kegunaan penelitian terapan adalah pemanfaatan atau penerapan ilmu pengetahuan pada isu-isu praktis tertentu, seperti untuk menjawab persoalan kebijakan atau social problem solving. Pada penelitian terapan penggunaan teori kurang dipentingkan dibandingkan dengan pencarian solusi untuk masalah yang akan ditangani. Pada umumnya, penelitian terapan adalah jenis penelitian deskriptif.
Beberapa jenis penelitian terapan, antara lain: action research, social impact assesment, dan evaluation research.
1) Action Research
Adalah penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial. Banyak jenis dari penelitian tindakan, namun demikian ada beberapa karakteristik yang berlaku umum, meliputi: 1) mereka yang dipelajari berpartisipasi dalam proses penelitian; 2) penelitian berkaitan dengan pengetahuan yang umum atau sudah populer; 3) fokus penelitian adalah pada kekuatan (power) dengan tujuan penguatan (empowerment); 4) arah penelitian adalah untuk menumbuhkan kesadaran atau meningkatkan keperdulian; dan 5) penelitian terkait secara langsung dengan tindakan politik.
2) Social Impact Assessment
Merupakan bagian dari Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang seringkali diperlukan untuk menaksir dampak social yang akan timbul atau menganalisis dampak social yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu.
Wilayah yang dikaji, antara lain mencakup:
- Pelayanan masyarakat (mis. school enrolments, speed of policy responses)
- Kondisi sosial (mis. Rata-rata kejahatan)
- Dampak ekonomi (mis. business failure rate)
- Konsekuensi demografi (mis.pergerakan penduduk keluar atau masuk suatu wilayah).
- Lingkungan (mis., perubahan kualitas lingkungan kita)
- Hasil kesehatan (mis. Perubahan jenis penyakit)
- Efek terhadap psikologi (mis. Perubahan perilaku, stres)
3) Evaluation Research
penelitian jenis ini biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan “apakah kebijakan/program ini bekerja sebagaimana seharusnya?”. Smith and Glass (1987: 31) mendefinisikan penelitian evaluasi sebagai “the process of establishing value judgments based on evidence”.
Evaluation research mengukur efektivitas dari suatu kebijakan, program atau cara melakukan sesuatu. Penelitian ini dapat berbentuk deskriptif, eksploratif, maupun eksplanatif. Namun demikian, pada umumnya adalah deskriptif. Jenis penelitian ini meliputi formative dan summative. Formative evaluation dilaksanakan berbarengan dengan monitoring (built-in monitoring). Sedangkan Summative evaluation dilaksanakan setelah kegaitan selesai dan ditujukan untuk mengetahui hasil dari penerapan kebijakan tersebut.
3. Waktu dalam penelitian
a. Cross-Sectional
Penelitian jenis ini menggunakan pendekatan snapshot atau observasi dilakukan pada satu waktu tertentu.
b. Longitudinal research
Longitudinal research dilaksanakan dalam waktu yang relative lama atau observasi dilaksanakan lebih dari sekali. Penelitian ini meliputi time series research, panel study, dan Cohort analysis.
1) Time series research,
Dalam penelitian ini, tipe data dan informasi yang sama dikumpulkan dari kelompok orang atau unit dalam beberapa periode waktu.
2) Panel study,
Penelitian ini lebih susah dilaksanakan dari pada penelitian time series. Dalam panel study, peneliti benar-benar melakukan observasi terhadap orang, group, atau organisasi yang sama dalam beberapa periode waktu.
3) Cohort analysis.
Penelitian ini mirip dengan Panle study tetapi lebih menitikberatkan pada pengamatan terhadap katagori orang-orang yang berbagi pengalaman hidup yang sama dalam suatu peride waktu tertentu. Dengan demikian, focus cohort adalah katagori, bukan indifidual. Pada umumnya penggunaan cohort meliputi seluruh orang yang terlahir dalam tahun yang sama (disebut birth cohorts), seluruh orang yang pension dalam renatng waktu satu atau dua tahun, dan seluruh orang yang lulus pada tahun yang sama.
c. Case Study
Cross-Sectional dan Longitudinal research dilakukan pada penelitian kuantitatif. Sedangkan pada penelitian kualitatif, pada umumnya para peneliti menggunakan case study atau studi kasus.
Selain berbeda dengan Cross-Sectional dan Longitudinal research dalam jenis data yang dikumpulkan, case study mengutamakan kedalaman dari data penelitian tersebut sehingga seringkali memerlukan waktu yang realtif lama. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini selain mendalam, juga biasanya beragam dan sangat detil.
Case study ini pada dasarnya tidak identik dengan penelitian kualitatif. Namun demikian, hampir seluruh penelitian kualitatif berusaha mmebangun konstruk berdasarkan kedalaman dan detil pengetahuan dari kasus-kasus.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dapat dibedakan atas data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berujud kata-kata ataupun gambar-gambar. Data-data kuantitatif pada umumnya dikumpulkan melalui beberapa teknik berikut:
a. Experiment
Penelitian ini mengikuti prosedur dan kaidah sebagaimana penelitian dalam ilmu alam. Pada ilmu social, experiment dilaksanakan di laboratorium maupun di kehidupan nyata. Biasanya, penelitian ini hanya melibatkan sedikit orang yang diamati dan dikaji untuk menjawab pertanyaan yang terumuskan secara baik.
Dalam sebagian besar experiment, peneliti membagi orang-orang yang diteliti dalam dua kelompok atau lebih. Kemudian, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang sama, kecuali bahwa salah satu kelompok tersebut mendapatkan perlakuan khusus sebagai sesuatu yang akan diamati. Selanjutnya peneliti mengukur perubahan atau reaksi yang terjadi pada kedua kelompok tersebut. Dengan mengontrol lingkungan kedua kelompok dan perlakuan tertentu pada satu kelompok, peneliti dapat menyimpulkan hubungan antara perubahan perilaku dan perlakuan tersebut.
b. Surveys
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner atau melakukan wawancara dengan sejumlah sample penelitian. Data yang dikumpulkan, selanjutnya oleh peneliti diringkas dalam bentuk persentase, tabel atau grafik. Hasil survey, meskipun diperoleh dari sejumlah sample, namun demikian dapat digeneralisasikan untuk populasi penelitian. Survey ini biasanya dilakukan untuk penelitian deskriptif dan explanatory.
c. Content analysis
Adalah teknik untuk menjelaskan informasi, atau isi dalam materi yang tertulis ataupun berwujud symbol (gambar, film, lirik lagu). Dalam teknik ini, pertama kali, peneliti mengidentifikasi tubuh dari materi (body of material) untuk dianalisis (buku, majalah, film). Dan kemudian menciptakan system untuk merekam aspek-aspek khusus dari materi tersebut. Sistem dapat juga mencakup perhitungan berapa sering kata-kata tertentu disebutkan dalam material tersebut. Akhirnya, peneliti merekam apa yang sudah ditemukan dalam material. Peneliti sering kali mengukur informasi dalam teknik ini dalam bentuk bilangan dan menampilakanya dalam tabel atau grafik.
d. Existing statistic
Dalam teknik ini, peneliti pertama-tama memilih sumber-sumber data yang sudah terkumpul, dan seringkali dalam bentuk laporan pemerintah atau hasil-hasil penelitian. Peneliti kemudian mengorganisir kembali atau mengkombinasikan berbagai informasi dengan cara yang baru untuk mengarah kepada pertanyaan penelitian.
Pada data kualitatif:
a. Field research
Field research dimulai dengan perumusan gagasan atau topic yang dapat berubah. Selanjutnya peneliti memilih kelompok social atau lokasi untuk diteliti. Setelah peneliti mendapatkan akses terhadap kelompok atau lokasi tersebut segera ia mengadopsi setting peran sosail dan melakukan penelitian.peneliti melakukan observasi dan berinteraksi dalam lingkungan social tersebut dalam waktu yang dapat saja hanya beberapa bulan tetapi dapat juga dalam waktu yang cukup lama. Individu yang diwawncarai biasanya sudah dikenal betul oleh peneliti.
Data-data yang dicatat dalam penelitian ini sangat detil, karena informasi-informasi penting dicatat dari hari demi hari. Selama proses pengamatan ini, peneliti selalu mempertimbangkan apa yang sedang ia teliti dan selalu mempertajam signifikansi focus dari topic atau gagasan yang dibawa dalam penelitian. Tahap akhir dari penelitian ini adalah ketika peneliti telah meninggalkan lokasi penelitian, ia kemudian membaca ulang semua tulisan dan menyusun laporan.
Field research biasanya digunakan untuk penelitian eksploratif dan deskriptif, sangat jarang untuk penelitian eksplanatif.
b. Historical-comparative research
Penelitian ini menjelaskan aspek-aspek kehidupan di masa yang telah lalu atau melampaui berbagai budaya yang berbeda.
Berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar